Ebook Majdi

Tempat Download berbagai buku dan novel secara geratis

Kode Iklan atau kode lainnya

My Alexa by Renza_Lo

Author
Published September 30, 2022
My Alexa by Renza_Lo


#promosicerita #fizzo 


Judul  :  My Alexa

Penulis : Renza_Lo

Genre : Misteri

Platform : Fizzo

Rate : 16+


"Bagaimana perasaan Anda? Jangan ragu untuk berbicara kepada saya jika Anda merasa sakit ataupun tidak nyaman." seorang dokter bertanya kepada gadis bersurai panjang yang baru saja terbangun setelah jatuh koma selama satu tahun lamanya.


"Saya ingin bertanya mengenai pertanyaan yang terlintas di benak saya saat pertama kali membuka mata, Dokter." si gadis menjawab.


"Silahkan Nona. Anda bisa bertanya apapun. Selama saya mengetahui jawabanya, saya akan memberitahu Anda." jawaban ramah diberikan oleh lelaki yang berprofesi sebagai dokter itu.


"Siapa nama saya?" ucap sang gadis yang mengejutkan dokter tua itu.


"Anda melupakan siapa diri Anda?" 


"Apakah Anda juga melupakan keluarga, rumah atau kehidupan Anda sebelumnya?"


"Bagaimana dengan tahun. Tahun berapa yang Anda ingat sekarang?" lelaki tua itu bertanya khawatir.


"Saya tidak tahu." jawaban singkat gadis itu berikan kepada sang dokter.


Lelaki yang telah berprofesi sebagai dokter sejak dua puluh tahun yang lalu itu tidak menyerah. Dia kembali menanyakan sampai sejauh mana hal yang gadis itu ketahui ataupun pengetahuan yang terlupakan akibat kecelakaan yang menimpanya. 


Ditengah percakapan mereka, terdengar suara pintu yang terbuka. Sosok lelaki tampan yang mengenakan setelan mahal terlihat memasuki ruangan. Kemeja yang disesuaikan itu terlihat licin bekas setrikaan. Jam tangan rolex edisi terbatas bertengger dengan congkak di pergelangan tangan sang lelaki. 


Manik hitam yang tegas, rambut gelap ditambah dengan janggut tipis yang menggoda membuat kesan maskulin terpancar dengan kuat dari arah lelaki itu. Tatapan matanya berubah menjadi lebih lembut saat melihat satu-satunya gadis dalam ruangan itu. 


"Bagaimana kondisimu, sayang." ucap pemuda itu saat dirinya telah berdiri di samping ranjang rumah sakitnya. 


Dari jarak sedekat ini, gadis itu menyadari betapa tinggi lelaki yang baru masuk ke dalam ruang inapnya. Tingginya mungkin melebihi 190 cm. Postur tubuhnya tegap yang memberikan kesan intimidasi. 


"Maaf Tuan Rehardian. Ada sedikit masalah." sang dokter berbicara dengan nada ragu ingin menjelaskan. 


"Apa maksud Anda, Dokter?" suara dingin yang membuat hati menciut terdengar dari lelaki yang dipanggil dengan hormat oleh sang dokter. 


"Tolong ikut saya sebentar. Saya akan menjelaskan semuanya di ruang kantor saya." dokter tua itu akhirnya memberanikan diri setelah beberapa saat.


Dia merasa segan saat meminta pengusaha yang menjadi salah satu dari sepuluh orang terkaya di dunia itu mengikutinya. Rasa dingin merayap di jantung saat dirinya membayangkan kemarahan yang akan menimpanya jika Ia tidak dapat memberikan penjelasan yang memuaskan kepada lelaki itu. 


Koridor yang sepi berkat pelayanan VVIP yang diminta oleh orang itu membuat perjalanan mereka tidak memakan waktu lama. Pintu kayu yang dibuat oleh pengrajin terkenal dengan teknik plistur yang tinggi berderit pelan saat dibuka. 


"Silahkan duduk Tuan Rehardian." dokter tua itu mempersilahkan tamunya untuk duduk.


Dia menangkupkan tanganya di atas meja. Bidang datar tempat meletakan dokumen pasien yang Ia rawat itu berwarna gelap yang memberikan kesan kaku. Terdapat papan nama yang terbuat dari kaca tebal. Danny Rizola. Huruf yang tercetak dalam segitiga panjang itu.


"Apa yang ingin Anda sampaikan kepadaku, Dokter." tuan kaya raya itu bertanya tidak puas kepada dokter tua yang duduk di depanya.


Danny Rizola sekaligus dokter yang menangani pasien VVIP menarik nafas untuk menenangkan dirinya. Mencari keberanian untuk memberitahu kebenaran yang terjadi.


"Nona muda mengalami Amnesia Disosiatif."


"Kondisi ini bisa disebabkan oleh trauma ataupun kecelakaan yang dialami oleh Nona muda. Akibatnya, dia tidak dapat mengingat kejadian masa lalu ataupun informasi personal dirinya sendiri." 


"Ada beberapa cara yang dapat diberikan kepada pasien pengidap Amnesia Disosiatif. Salah satunya.." 


"Tidak perlu." lelaki yang dipanggil dengan nama Rehardian itu memotong penjelasan dari dokter. 


"Apa.. Apa maksud Anda?" dokter tua itu bertanya tidak mengerti arti sebenarnya dari perkataan si pria kaya.


"Tidak perlu mengobatinya. Biarkan dia terus melupakan masa lalunya." lanjut pria itu secara halus.

Post a Comment

Halaman

Copyright ©